Sabtu, 26 Maret 2011

Analisis Komposisi Musikal

Dalam suatu penelitian yang bertujuan mengetahui sejarah perkembangan musik ataupun mengetahui ciri dan struktur musikal, perlu untuk meninjau beberapa aspek dalam pandangan musikologi maupun etnomusikologi.
Adapun untuk menentukan ciri atau karakteristik suatu komposisi, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk dapat menganalisa struktur, bentuk, dan gaya yang menyangkut elemen–elemen musik yang terkandung di dalam suatu komposisi. Dengan mengidentifikasi elemen–elemen musik yang terkandung dalam suatu garapan komposisi, maka akan diketahui bagaimana kronologis dan teknik suatu komposisi digarap, sehingga dapat diciptakan suatu komposisi berdasarkan sistematika, teori serta pengetahuan dalam menganalisa suatu komposisi secara tepat.
Secara khusus untuk kajian musikologi yang akan digunakan dalam penelitian, menyangkut analisa bentuk, style, struktur, teknik garapan serta elemen–elemen musikologi lainnya, termasuk teori musik, harmoni, counterpoint/kontrapung, orkestrasi, dan analisa bentuk musik.
Otto Kinkeldey dalam buku Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel (1965) mengatakan, bahwa:
“...musikologi mencakup seluruh pengetahuan tentang musik yang sistematik sebagai akibat dari aplikasi satu metode penelitian ilmiah atau spekulasi filosofi dan sistematika rasional terhadap fakta-fakta, proses dan perkembangan seni musik, hubungan manusia secara umum bahkan dengan dunia binatang.”[1]

Ha Lang dan L. Harp dalam Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel (1965) berpendapat, bahwa musikologi menyatukan dalam domain-domainnya seluruh ilmu yang menyangkut produksi, rupa, dan aplikasi dari fenomena fisik bunyi.[2] Berdasar pada konsep di atas, maka dapatlah dikatakan tepat apabila untuk mengkaji soal struktur musikal digunakan pendekatan musikologis.
Kenyataan, hingga saat ini belum ditemukannya satu definisi yang jelas mengenai apa sebenarnya yang disebut sebagai musik. Banyak konsep mengatakan, bahwa benarlah  musik merupakan satu fenomena bunyi yang ada dalam masyarakat, ia disenangi, diekspresikan, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Pengalaman ini akhirnya menghantar pada satu definisi yang lebih menjurus pada soal guna dari musik tersebut. Banyak definisi yang disusun hanya untuk atau  bertolak dari satu kebutuhan.
Merriam (1964) mengatakan, bahwa ‘music is sound’[3] dan musik sendiri adalah ekspresi manusia. Kenyataan, bahwa terdapat berbagai jenis dan gaya musik di dunia, untuk itu perlu diteliti apa saja yang menyebabkan munculnya berbagai jenis dan gaya tersebut. Musik adalah satu wujud, oleh karena itu ada bentuknya.
Dalam hal analisa terhadap suatu komposisi musikal adalah menyangkut analisa keseluruhan (gestalt) terhadap struktur musikal. Analisa ini didasarkan pada latar belakang sejarah, perkembangan, struktur musikal serta elemen–elemen musik yang diteliti, agar dapat diperoleh karakteristik suatu komposisi secara tepat. Karakteristik musikal yang diperoleh, pada dasarnya berfungsi untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan dan mengklasifikasikan suatu komposisi.
Menyangkut teknik garapan suatu komposisi, ketika diperoleh karakteristik suatu komposisi, maka melalui analisa struktur, serta elemen musik dalam suatu komposisi, maka dapat digarap suatu komposisi sesuai aturan mainnya.
Dalam proses analisa, kajian struktur musikal serta elemen-elemen yang terkandung dalam suatu komposisi, perlu untuk meninjau aspek-aspek yang menjadi fokus sekaligus alat bedah dalam penelitian.
Berikut ditunjukkan beberapa rumusan elemen musikal yang dikemukakan para teoretikus, yang mana dapat dijadikan sebagai acuan dan pegangan dalam membedah permasalahan dalam penelitian menyangkut kajian struktur maupun perkembangan musik berdasarkan latar belakang penciptaan komposisi dan sejarah.
 Menurut Ronald Pen (1992) elemen-elemen musikal meliputi:[4]
1.   Dasar bunyi yang terdiri dari: durasi yang menguraikan masalah konsep waktu, waktu dan pentingnya ingatan, serta tingkatan durasi bunyi; pitch yang menguraikan masalah titik nada dan instrumen, nada-nada musikal dan noise; dinamika yang mengurai tentang ukuran dinamika, penggunaan dinamika musikal, teknik instrumental, kombinasi instrumen, jarak antara performer dan audience; timbre atau warna bunyi, nada-nada fundamental, serta nada-nada yang berbunyi yang dikandung oleh suatu nada ketika nada tersebut berbunyi (overtones), dan gelombang suara.
2.   Musik sebagai satu ukuran waktu yang menyangkut: beat atau pukulan; tempo; pengelompokan pola tekanan dari rangkaian pukulan-pukulan (meter) seperti perempatan, pertigaan atau perduaan; ritme, baik yang bersifat tetap maupun tambahan di luar pola yang tetap (aditive), notasi ritmik, hubungan antara ritme dan tempo, istirahat; birama dan tanda-tanda birama, tipe birama yang menyangkut birama sederhana, gabungan, asimetris dan campuran.
3.   Musik sebagai satu ukuran spasi atau jarak atau ruang yang menguraikan tentang lambang-lambang jarak musikal yang terdiri dari titik nada dan interval, organisasi interval, dan nama-nama interval; titik nada dan notasi interval yang menyangkut nama-nama interval, kualitas interval; melodi yang mengupas mengenai kontur melodi, struktur yang juga mengupas mengenai nada, interval dan motif, frase, panjangnya frase, frase-frase pasangan, cadence; tangga nada dan kunci.
4.   Musik sebagai satu ukuran dinamika yang menguraikan mengenai; metode pengontrolan dinamika yang mengupas soal dinamika melalui teknik instrumental, orkestrasi yang meliputi petak-petak dinamika dan kombinasi instrumen seperti batasan-batasan volume dan efek-efek koor; dinamika melalui satu jarak; notasi dinamika termasuk aksentuasi.
5.   Timbre musikal yang mengurai tentang warna suara termasuk range atau rentangannya, warna ansambel vokal yang menyangkut komposisi ansambel, kombinasi antara ansambel dan vokal, teknik vokal Modern; warna suara instrumen menyangkut semua jenis instrumen.
6.   Musik sebagai satu ukuran harmoni yang mengurai tentang: conssonance dan dissonance; tangga nada dan hubungan-hubungan kunci, penggunaan tangga nada dan kunci seperti tonic dan dominant; chord termasuk fungsinya; kualitas chord termasuk notasi dan kualitas; pentingnya kunci; chord progression; modulasi atau chord-chord perluasan; harmoni non tersian.
7.   Bentuk atau urutan dalam musik yang menguraikan: bentuk sebagai prinsip pengorganisasian; hierarki dari unit formal seperti tone dan interval, motif, melodi, frase, periode, seksi, karya-karya yang menggunakan bagian tunggal maupun gabungan; prinsip-prinsip organisasi musikal seperti kesatuan dan variasi, pengulangan, kontras dan variasi; tipe-tipe bentuk musikal seperti bentuk strofik, bentuk aditif, bentuk biner, bentuk pengulangan yang sederhana maupun gabungan, bentuk variasi termasuk bentuk variasi yang terus menerus, dan bentuk-bentuk kombinasi.
8.   Lagu: kesatuan antara musik dan teks yang menguraikan hal-hal seperti: elemen-elemen musik vokal seperti hubungan ritmis, birama, frase dan strofe, cadence, perkawinan antara tone dengan teks.

Sehubungan dengan analisis struktur musikal suatu komposisi, dapat digunakan berbagai konsep analisis elemen musikal seperti halnya yang diuraikan oleh Perry Rumengan (2007) sebagai berikut:
“Musik adalah ekspresi. Wujud ekspresi musik adalah bunyi. Bunyi musikal merupakan hasil interaksi antara getaran dan waktu untuk mengungkapkan satu ide.”

Hal ini mengindikasikan, bahwa musik bukanlah sembarang bunyi, namun musik adalah bunyi yang mengekspresikan satu ide, walaupun di satu sisi seperti dikatakan Dieter Mack, seorang musikolog dan etnomusikolog Jerman, bahwa sesuatu bunyi dapat dikatakan sebagai musik atau tidak, sangatlah tergantung dari pendeklarasian kita.[5] Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi musik masa kini, terlebih dalam hubungan dengan komposisi-komposisi Modern atau Kontemporer.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Perry Rumengan (2007), bahwa bunyi sebagai hasil interaksi antara getaran dan waktu, di dalam bunyi telah terkandung jenis atau warna bunyi (timbre) dan waktu (durasi) yaitu, interaksi dari nilai waktu yang dikandung oleh bunyi maupun bukan bunyi yang sering disebut sebagai ritme. Bunyi yang dikeluarkan tidak dibatasi dari sumber tertentu saja, tetapi dapat saja dari berbagai organ atau instrumen. Demikian juga dengan waktu, di mana waktu musikal tidak dibatasi dalam bentuk-bentuk yang terpola saja. Bentuk bunyi pun tidak dibatasi pada bunyi yang berbentuk frekuensif [6] saja atau dalam bentuk nada-nada (seperti lazim dalam musik Konvensional), namun bentuk bunyi musikal dapat juga berbentuk bunyi yang bersifat amplitudis[7] dengan timbre yang bermacam-macam pula. Seperti yang dikatakan Dieter Mack, bahwa sesuatu bunyi dikatakan musik, tergantung pada pendeklarasian kita, yang pasti, bahwa bunyi yang ada, ingin mengekspresikan sesuatu ide. Datangnya satu ide tidak selalu muncul melalui satu aturan khusus. Ide bisa saja datang dari luar maupun dari dalam diri komposer.
Ide musik bisa berbentuk ide programatik (programatic music), namun bisa juga berbentuk ide absolut (absolute music). Ide absolut biasanya datang atau muncul sementara seorang komposer berkarya. Ide absolut datang karena terinspirasi atau terangsang oleh bunyi yang sedang dibuat seorang komposer ketika berkomposisi. Dapat dikatakan, bahwa musik absolut adalah musik yang semata-mata memaparkan keindahan dari interaksi bunyi-bunyi atau elemen-elemen musikal yang ada, kondisi ekstramusikal tidak terlalu diutamakan. Adapun ide programatik datang dari satu inspirasi di luar bunyi. Ide tersebut memberikan rangsangan pada komposer untuk meramu bunyi, sehingga bunyi tersebut dapat menggambarkan atau menceritakan ide tersebut. Komposer harus berusaha sekuat tenaga agar melalui bunyi atau musik yang terdengar, para pendengar dapat merasakan atau minimal memahami isi dari kisah, cerita atau ide yang ingin disampaikan dalam musik tersebut. Biasanya musik programatik membawa ide-ide yang bersifat kontekstual. Keberadaan ide sangat menentukan kesatuan bentuk psikis musik yang ada (form in music), dan tentunya juga akan sangat membantu bentuk fisik dari musik tersebut (form of music).
Keberadaan ide menuntut komposer mewujudkan bunyi yang bukan sekadar bunyi, tetapi lebih dari pada itu bunyi yang memiliki kualitas dan karakter, sebab kualitas dan karakter inilah yang akan menentukan makna dan emosi dari musik yang ingin disampaikan. Seperti dalam bahasa, keberadaan unsur suprasegmental dalam membentuk karakter intonasi akan sangat penting bagi kejelasan makna dari satu kalimat, apalagi bila dalam penyampaiannya ditunjang oleh bentuk, air muka, atau isyarat lain (gesture) dari seseorang yang menyampaikan pesan tersebut. Kualitas dan karakter bunyi musikal sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh cara penggunaan, pemanfaatan, serta sistem pengolahan elemen-elemen. Adapun elemen-elemen musikal yang dimaksud antara lain:[8]
1.   Organ
Alat atau instrumen atau media yang digunakan sebagai sumber bunyi. Organ dalam musik tidak terbatas pada organ-organ konvensional yang dikenal, tetapi apa saja yang digunakan dalam rangka mengeluarkan bunyi.
2.   Ritme
Ritme adalah interaksi durasi (nilai waktu) dari setiap bunyi termasuk dalam hal ini durasi antara bunyi dengan saat diam.[9]
3.   Tempo
Tempo adalah kecepatan bergerak, dalam hal ini berhubungan dengan nilai nada atau lamanya waktu bunyi berbunyi, termasuk lamanya waktu diam berlangsung. Tempo juga berarti kecepatan atau lamanya satu musik berlangsung.
4.   Bunyi
Bunyi adalah sesuatu yang didengar, yang keluar dari satu atau lebih organ yang digetarkan. Bunyi yang dimaksud baik yang bersifat nada maupun non nada; baik yang bersifat frekuensif maupun amplitudis.
5.   Style
Style dalam musik adalah gaya dari satu atau lebih (satu bunyi hasil kombinasi beberapa bunyi) bunyi yang termasuk karakter atau sifat bunyi tersebut. Dalam hal ini amat banyak dipengaruhi oleh teknik membunyikannya. Hal ini sangat berhubungan juga dengan dinamika.
6.   Teknik
Teknik adalah cara mengekspresikan sebuah bunyi. Hal ini  sangat terkait dengan dinamika dan style.
7.   Dinamika
Dinamika adalah sebenarnya atau pada hakikatnya segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada satu bunyi, namun kenyataan secara umum pengertian dinamika lebih banyak diasosiasikan pada kuat lemahnya atau keras lembutnya satu bunyi. Yang termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal-hal yang menyangkut volume atau atau dinamika proses, tetapi juga dinamika register[10] termasuk ekspresi-ekspresi lain yang dengan jelas memberikan bentuk/karakter pada satu bunyi.
8.   Interval
Interval adalah jarak antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain, yang dalam hal ini dimaksudkan untuk interval antar bunyi vertikal maupun antar bunyi secara horisontal.
9.   Aksentuasi
Yang dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini memiliki kaitan dengan intensitas, bahkan kualitas dari satu bunyi termasuk style, dinamika, teknik dan ritme.
10.    Harmoni
Harmoni adalah keselarasan yang ditimbulkan akibat interaksi bunyi-bunyi termasuk antara bunyi dengan yang bukan bunyi. Biasanya kriteria keselarasan tergantung dari sistem yang digunakan dan konsep musik apa yang dibuat.
11.    Tekstur
Tekstur adalah interaksi gerakan-gerakan bunyi yang secara fisik dapat dilihat dalam interaksi melodi atau bunyi musikal. Dalam hal tertentu bisa juga dikatakan sebagai bentuk fisiknya harmoni.
 12.    Figur
Yang dimaksudkan dengan figur adalah kelompok nada terkecil (minimal dua bunyi yang sudah mengandungi unsur karakter bunyi dan karakter waktu).
13.    Motif
Motif adalah sekelompok nada (bisa juga bunyi) yang telah memiliki karakter tertentu serta membawa ide atau kesan tertentu. Pengertian umum adalah sekelompok nada atau bunyi yang menjadi penggerak dari sebuah lagu atau rangkaian nada yang telah menjadi tema. Apabila figur telah berperan sebagai tema, maka disebut motif.
14.    Form
Form adalah kesatuan bentuk musikal yang terdiri dari struktur-struktur. Dalam musik dikenal dengan form of music dan form in music. Yang dimaksud dengan form of music adalah bentuk fisik dari karya musik yang dapat dilihat secara fisik dalam partitur, sedangkan form in music adalah kesatuan bentuk musikal yang ditangkap dari pendengaran. Sering bentuk ini disebut bentuk psikis atau bentuk batin dari satu karya musik.
15.    Ornamen
Ornamen adalah hiasan-hiasan yang diberikan pada satu bunyi atau kelompok nada atau bunyi yang merupakan hiasan dari satu nada. Ornamen ini sangat berhubungan dengan style, figur, motif dan teks serta status-status nada. Dalam buku-buku analisis musik Barat, elemen ornamen ini terkadang dianggap sebagai elemen tambahan, namun dalam penelitian musik-musik Etnik, elemen ornamen mendapat perhatian yang cukup besar, sebab ornamen bagi musik-musik Etnik sering bukan sekadar hiasan, tetapi juga merupakan elemen penunjuk identitas, baik identitas pribadi seniman, identitas masa, maupun identitas wilayah atau daerah, bahkan identitas budaya.
16.    Modus atau Tangga Nada
Yang dimaksud dengan tangga nada adalah nada-nada atau susunan nada yang terdiri dari nada terendah hingga nada yang tertinggi yang disusun secara bertahap, yang membentuk satu kesatuan nada-nada yang digunakan dalam satu komposisi. Biasanya, rangkaian nada-nada ini membawa karakter atau sifat bunyi tertentu.
Aspek-aspek elemen musikal yang disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai pisau bedah sekaligus teori untuk mengkaji dan membedah struktur musikal suatu komposisi musik.

[1]Willi Apel, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 473.
[2]_________, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 473.
[3]Alan P. Merriam, 1964. The Anthropology of Music. New York: Northwestern University Press, chapter 2,3.
[4]Ronald Pen, 1992. Introduction to Music. New York: McGraw-Hill, Inc., pp. 9-129.
[5]Pernyataan Dieter Mack dalam satu workshop dan seminar komposisi di Solo, November 2001.
[6]Bunyi yang memiliki getaran yang tetap disebut nada.
[7]Bunyi yang belum memiliki getaran yang tetap.
[8]Perry Rumengan, 2007. “Musik Vokal Etnik Minahasa”, Kontinuitas dan Perubahan dalam Struktur dan Fungsi. Disertasi untuk mendapat gelar Doktor di bidang Etnomusikologi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Fakultas Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[9]Dalam musik, diam merupakan musik atau bagian dari musik.
[10]Dinamika register adalah dinamika yang terjadi akibat penggunaan suara instrumen yang berbeda sebagai contoh, trombone, terompet, dan mixture untuk menghasilkan dinamika kuat, sedangkan flute atau klarinet terkesan dinamika lembut.

1 komentar: