Sabtu, 26 Maret 2011

Analisis Komposisi Musikal

Dalam suatu penelitian yang bertujuan mengetahui sejarah perkembangan musik ataupun mengetahui ciri dan struktur musikal, perlu untuk meninjau beberapa aspek dalam pandangan musikologi maupun etnomusikologi.
Adapun untuk menentukan ciri atau karakteristik suatu komposisi, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk dapat menganalisa struktur, bentuk, dan gaya yang menyangkut elemen–elemen musik yang terkandung di dalam suatu komposisi. Dengan mengidentifikasi elemen–elemen musik yang terkandung dalam suatu garapan komposisi, maka akan diketahui bagaimana kronologis dan teknik suatu komposisi digarap, sehingga dapat diciptakan suatu komposisi berdasarkan sistematika, teori serta pengetahuan dalam menganalisa suatu komposisi secara tepat.
Secara khusus untuk kajian musikologi yang akan digunakan dalam penelitian, menyangkut analisa bentuk, style, struktur, teknik garapan serta elemen–elemen musikologi lainnya, termasuk teori musik, harmoni, counterpoint/kontrapung, orkestrasi, dan analisa bentuk musik.
Otto Kinkeldey dalam buku Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel (1965) mengatakan, bahwa:
“...musikologi mencakup seluruh pengetahuan tentang musik yang sistematik sebagai akibat dari aplikasi satu metode penelitian ilmiah atau spekulasi filosofi dan sistematika rasional terhadap fakta-fakta, proses dan perkembangan seni musik, hubungan manusia secara umum bahkan dengan dunia binatang.”[1]

Ha Lang dan L. Harp dalam Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel (1965) berpendapat, bahwa musikologi menyatukan dalam domain-domainnya seluruh ilmu yang menyangkut produksi, rupa, dan aplikasi dari fenomena fisik bunyi.[2] Berdasar pada konsep di atas, maka dapatlah dikatakan tepat apabila untuk mengkaji soal struktur musikal digunakan pendekatan musikologis.
Kenyataan, hingga saat ini belum ditemukannya satu definisi yang jelas mengenai apa sebenarnya yang disebut sebagai musik. Banyak konsep mengatakan, bahwa benarlah  musik merupakan satu fenomena bunyi yang ada dalam masyarakat, ia disenangi, diekspresikan, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Pengalaman ini akhirnya menghantar pada satu definisi yang lebih menjurus pada soal guna dari musik tersebut. Banyak definisi yang disusun hanya untuk atau  bertolak dari satu kebutuhan.
Merriam (1964) mengatakan, bahwa ‘music is sound’[3] dan musik sendiri adalah ekspresi manusia. Kenyataan, bahwa terdapat berbagai jenis dan gaya musik di dunia, untuk itu perlu diteliti apa saja yang menyebabkan munculnya berbagai jenis dan gaya tersebut. Musik adalah satu wujud, oleh karena itu ada bentuknya.
Dalam hal analisa terhadap suatu komposisi musikal adalah menyangkut analisa keseluruhan (gestalt) terhadap struktur musikal. Analisa ini didasarkan pada latar belakang sejarah, perkembangan, struktur musikal serta elemen–elemen musik yang diteliti, agar dapat diperoleh karakteristik suatu komposisi secara tepat. Karakteristik musikal yang diperoleh, pada dasarnya berfungsi untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan dan mengklasifikasikan suatu komposisi.
Menyangkut teknik garapan suatu komposisi, ketika diperoleh karakteristik suatu komposisi, maka melalui analisa struktur, serta elemen musik dalam suatu komposisi, maka dapat digarap suatu komposisi sesuai aturan mainnya.
Dalam proses analisa, kajian struktur musikal serta elemen-elemen yang terkandung dalam suatu komposisi, perlu untuk meninjau aspek-aspek yang menjadi fokus sekaligus alat bedah dalam penelitian.
Berikut ditunjukkan beberapa rumusan elemen musikal yang dikemukakan para teoretikus, yang mana dapat dijadikan sebagai acuan dan pegangan dalam membedah permasalahan dalam penelitian menyangkut kajian struktur maupun perkembangan musik berdasarkan latar belakang penciptaan komposisi dan sejarah.
 Menurut Ronald Pen (1992) elemen-elemen musikal meliputi:[4]
1.   Dasar bunyi yang terdiri dari: durasi yang menguraikan masalah konsep waktu, waktu dan pentingnya ingatan, serta tingkatan durasi bunyi; pitch yang menguraikan masalah titik nada dan instrumen, nada-nada musikal dan noise; dinamika yang mengurai tentang ukuran dinamika, penggunaan dinamika musikal, teknik instrumental, kombinasi instrumen, jarak antara performer dan audience; timbre atau warna bunyi, nada-nada fundamental, serta nada-nada yang berbunyi yang dikandung oleh suatu nada ketika nada tersebut berbunyi (overtones), dan gelombang suara.
2.   Musik sebagai satu ukuran waktu yang menyangkut: beat atau pukulan; tempo; pengelompokan pola tekanan dari rangkaian pukulan-pukulan (meter) seperti perempatan, pertigaan atau perduaan; ritme, baik yang bersifat tetap maupun tambahan di luar pola yang tetap (aditive), notasi ritmik, hubungan antara ritme dan tempo, istirahat; birama dan tanda-tanda birama, tipe birama yang menyangkut birama sederhana, gabungan, asimetris dan campuran.
3.   Musik sebagai satu ukuran spasi atau jarak atau ruang yang menguraikan tentang lambang-lambang jarak musikal yang terdiri dari titik nada dan interval, organisasi interval, dan nama-nama interval; titik nada dan notasi interval yang menyangkut nama-nama interval, kualitas interval; melodi yang mengupas mengenai kontur melodi, struktur yang juga mengupas mengenai nada, interval dan motif, frase, panjangnya frase, frase-frase pasangan, cadence; tangga nada dan kunci.
4.   Musik sebagai satu ukuran dinamika yang menguraikan mengenai; metode pengontrolan dinamika yang mengupas soal dinamika melalui teknik instrumental, orkestrasi yang meliputi petak-petak dinamika dan kombinasi instrumen seperti batasan-batasan volume dan efek-efek koor; dinamika melalui satu jarak; notasi dinamika termasuk aksentuasi.
5.   Timbre musikal yang mengurai tentang warna suara termasuk range atau rentangannya, warna ansambel vokal yang menyangkut komposisi ansambel, kombinasi antara ansambel dan vokal, teknik vokal Modern; warna suara instrumen menyangkut semua jenis instrumen.
6.   Musik sebagai satu ukuran harmoni yang mengurai tentang: conssonance dan dissonance; tangga nada dan hubungan-hubungan kunci, penggunaan tangga nada dan kunci seperti tonic dan dominant; chord termasuk fungsinya; kualitas chord termasuk notasi dan kualitas; pentingnya kunci; chord progression; modulasi atau chord-chord perluasan; harmoni non tersian.
7.   Bentuk atau urutan dalam musik yang menguraikan: bentuk sebagai prinsip pengorganisasian; hierarki dari unit formal seperti tone dan interval, motif, melodi, frase, periode, seksi, karya-karya yang menggunakan bagian tunggal maupun gabungan; prinsip-prinsip organisasi musikal seperti kesatuan dan variasi, pengulangan, kontras dan variasi; tipe-tipe bentuk musikal seperti bentuk strofik, bentuk aditif, bentuk biner, bentuk pengulangan yang sederhana maupun gabungan, bentuk variasi termasuk bentuk variasi yang terus menerus, dan bentuk-bentuk kombinasi.
8.   Lagu: kesatuan antara musik dan teks yang menguraikan hal-hal seperti: elemen-elemen musik vokal seperti hubungan ritmis, birama, frase dan strofe, cadence, perkawinan antara tone dengan teks.

Sehubungan dengan analisis struktur musikal suatu komposisi, dapat digunakan berbagai konsep analisis elemen musikal seperti halnya yang diuraikan oleh Perry Rumengan (2007) sebagai berikut:
“Musik adalah ekspresi. Wujud ekspresi musik adalah bunyi. Bunyi musikal merupakan hasil interaksi antara getaran dan waktu untuk mengungkapkan satu ide.”

Hal ini mengindikasikan, bahwa musik bukanlah sembarang bunyi, namun musik adalah bunyi yang mengekspresikan satu ide, walaupun di satu sisi seperti dikatakan Dieter Mack, seorang musikolog dan etnomusikolog Jerman, bahwa sesuatu bunyi dapat dikatakan sebagai musik atau tidak, sangatlah tergantung dari pendeklarasian kita.[5] Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi musik masa kini, terlebih dalam hubungan dengan komposisi-komposisi Modern atau Kontemporer.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Perry Rumengan (2007), bahwa bunyi sebagai hasil interaksi antara getaran dan waktu, di dalam bunyi telah terkandung jenis atau warna bunyi (timbre) dan waktu (durasi) yaitu, interaksi dari nilai waktu yang dikandung oleh bunyi maupun bukan bunyi yang sering disebut sebagai ritme. Bunyi yang dikeluarkan tidak dibatasi dari sumber tertentu saja, tetapi dapat saja dari berbagai organ atau instrumen. Demikian juga dengan waktu, di mana waktu musikal tidak dibatasi dalam bentuk-bentuk yang terpola saja. Bentuk bunyi pun tidak dibatasi pada bunyi yang berbentuk frekuensif [6] saja atau dalam bentuk nada-nada (seperti lazim dalam musik Konvensional), namun bentuk bunyi musikal dapat juga berbentuk bunyi yang bersifat amplitudis[7] dengan timbre yang bermacam-macam pula. Seperti yang dikatakan Dieter Mack, bahwa sesuatu bunyi dikatakan musik, tergantung pada pendeklarasian kita, yang pasti, bahwa bunyi yang ada, ingin mengekspresikan sesuatu ide. Datangnya satu ide tidak selalu muncul melalui satu aturan khusus. Ide bisa saja datang dari luar maupun dari dalam diri komposer.
Ide musik bisa berbentuk ide programatik (programatic music), namun bisa juga berbentuk ide absolut (absolute music). Ide absolut biasanya datang atau muncul sementara seorang komposer berkarya. Ide absolut datang karena terinspirasi atau terangsang oleh bunyi yang sedang dibuat seorang komposer ketika berkomposisi. Dapat dikatakan, bahwa musik absolut adalah musik yang semata-mata memaparkan keindahan dari interaksi bunyi-bunyi atau elemen-elemen musikal yang ada, kondisi ekstramusikal tidak terlalu diutamakan. Adapun ide programatik datang dari satu inspirasi di luar bunyi. Ide tersebut memberikan rangsangan pada komposer untuk meramu bunyi, sehingga bunyi tersebut dapat menggambarkan atau menceritakan ide tersebut. Komposer harus berusaha sekuat tenaga agar melalui bunyi atau musik yang terdengar, para pendengar dapat merasakan atau minimal memahami isi dari kisah, cerita atau ide yang ingin disampaikan dalam musik tersebut. Biasanya musik programatik membawa ide-ide yang bersifat kontekstual. Keberadaan ide sangat menentukan kesatuan bentuk psikis musik yang ada (form in music), dan tentunya juga akan sangat membantu bentuk fisik dari musik tersebut (form of music).
Keberadaan ide menuntut komposer mewujudkan bunyi yang bukan sekadar bunyi, tetapi lebih dari pada itu bunyi yang memiliki kualitas dan karakter, sebab kualitas dan karakter inilah yang akan menentukan makna dan emosi dari musik yang ingin disampaikan. Seperti dalam bahasa, keberadaan unsur suprasegmental dalam membentuk karakter intonasi akan sangat penting bagi kejelasan makna dari satu kalimat, apalagi bila dalam penyampaiannya ditunjang oleh bentuk, air muka, atau isyarat lain (gesture) dari seseorang yang menyampaikan pesan tersebut. Kualitas dan karakter bunyi musikal sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh cara penggunaan, pemanfaatan, serta sistem pengolahan elemen-elemen. Adapun elemen-elemen musikal yang dimaksud antara lain:[8]
1.   Organ
Alat atau instrumen atau media yang digunakan sebagai sumber bunyi. Organ dalam musik tidak terbatas pada organ-organ konvensional yang dikenal, tetapi apa saja yang digunakan dalam rangka mengeluarkan bunyi.
2.   Ritme
Ritme adalah interaksi durasi (nilai waktu) dari setiap bunyi termasuk dalam hal ini durasi antara bunyi dengan saat diam.[9]
3.   Tempo
Tempo adalah kecepatan bergerak, dalam hal ini berhubungan dengan nilai nada atau lamanya waktu bunyi berbunyi, termasuk lamanya waktu diam berlangsung. Tempo juga berarti kecepatan atau lamanya satu musik berlangsung.
4.   Bunyi
Bunyi adalah sesuatu yang didengar, yang keluar dari satu atau lebih organ yang digetarkan. Bunyi yang dimaksud baik yang bersifat nada maupun non nada; baik yang bersifat frekuensif maupun amplitudis.
5.   Style
Style dalam musik adalah gaya dari satu atau lebih (satu bunyi hasil kombinasi beberapa bunyi) bunyi yang termasuk karakter atau sifat bunyi tersebut. Dalam hal ini amat banyak dipengaruhi oleh teknik membunyikannya. Hal ini sangat berhubungan juga dengan dinamika.
6.   Teknik
Teknik adalah cara mengekspresikan sebuah bunyi. Hal ini  sangat terkait dengan dinamika dan style.
7.   Dinamika
Dinamika adalah sebenarnya atau pada hakikatnya segala hal yang dibuat untuk memberi jiwa pada satu bunyi, namun kenyataan secara umum pengertian dinamika lebih banyak diasosiasikan pada kuat lemahnya atau keras lembutnya satu bunyi. Yang termasuk dalam objek penelitian elemen ini antara lain hal-hal yang menyangkut volume atau atau dinamika proses, tetapi juga dinamika register[10] termasuk ekspresi-ekspresi lain yang dengan jelas memberikan bentuk/karakter pada satu bunyi.
8.   Interval
Interval adalah jarak antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain, yang dalam hal ini dimaksudkan untuk interval antar bunyi vertikal maupun antar bunyi secara horisontal.
9.   Aksentuasi
Yang dimaksud dengan aksentuasi adalah penekanan yang dalam hal ini memiliki kaitan dengan intensitas, bahkan kualitas dari satu bunyi termasuk style, dinamika, teknik dan ritme.
10.    Harmoni
Harmoni adalah keselarasan yang ditimbulkan akibat interaksi bunyi-bunyi termasuk antara bunyi dengan yang bukan bunyi. Biasanya kriteria keselarasan tergantung dari sistem yang digunakan dan konsep musik apa yang dibuat.
11.    Tekstur
Tekstur adalah interaksi gerakan-gerakan bunyi yang secara fisik dapat dilihat dalam interaksi melodi atau bunyi musikal. Dalam hal tertentu bisa juga dikatakan sebagai bentuk fisiknya harmoni.
 12.    Figur
Yang dimaksudkan dengan figur adalah kelompok nada terkecil (minimal dua bunyi yang sudah mengandungi unsur karakter bunyi dan karakter waktu).
13.    Motif
Motif adalah sekelompok nada (bisa juga bunyi) yang telah memiliki karakter tertentu serta membawa ide atau kesan tertentu. Pengertian umum adalah sekelompok nada atau bunyi yang menjadi penggerak dari sebuah lagu atau rangkaian nada yang telah menjadi tema. Apabila figur telah berperan sebagai tema, maka disebut motif.
14.    Form
Form adalah kesatuan bentuk musikal yang terdiri dari struktur-struktur. Dalam musik dikenal dengan form of music dan form in music. Yang dimaksud dengan form of music adalah bentuk fisik dari karya musik yang dapat dilihat secara fisik dalam partitur, sedangkan form in music adalah kesatuan bentuk musikal yang ditangkap dari pendengaran. Sering bentuk ini disebut bentuk psikis atau bentuk batin dari satu karya musik.
15.    Ornamen
Ornamen adalah hiasan-hiasan yang diberikan pada satu bunyi atau kelompok nada atau bunyi yang merupakan hiasan dari satu nada. Ornamen ini sangat berhubungan dengan style, figur, motif dan teks serta status-status nada. Dalam buku-buku analisis musik Barat, elemen ornamen ini terkadang dianggap sebagai elemen tambahan, namun dalam penelitian musik-musik Etnik, elemen ornamen mendapat perhatian yang cukup besar, sebab ornamen bagi musik-musik Etnik sering bukan sekadar hiasan, tetapi juga merupakan elemen penunjuk identitas, baik identitas pribadi seniman, identitas masa, maupun identitas wilayah atau daerah, bahkan identitas budaya.
16.    Modus atau Tangga Nada
Yang dimaksud dengan tangga nada adalah nada-nada atau susunan nada yang terdiri dari nada terendah hingga nada yang tertinggi yang disusun secara bertahap, yang membentuk satu kesatuan nada-nada yang digunakan dalam satu komposisi. Biasanya, rangkaian nada-nada ini membawa karakter atau sifat bunyi tertentu.
Aspek-aspek elemen musikal yang disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai pisau bedah sekaligus teori untuk mengkaji dan membedah struktur musikal suatu komposisi musik.

[1]Willi Apel, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 473.
[2]_________, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 473.
[3]Alan P. Merriam, 1964. The Anthropology of Music. New York: Northwestern University Press, chapter 2,3.
[4]Ronald Pen, 1992. Introduction to Music. New York: McGraw-Hill, Inc., pp. 9-129.
[5]Pernyataan Dieter Mack dalam satu workshop dan seminar komposisi di Solo, November 2001.
[6]Bunyi yang memiliki getaran yang tetap disebut nada.
[7]Bunyi yang belum memiliki getaran yang tetap.
[8]Perry Rumengan, 2007. “Musik Vokal Etnik Minahasa”, Kontinuitas dan Perubahan dalam Struktur dan Fungsi. Disertasi untuk mendapat gelar Doktor di bidang Etnomusikologi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Fakultas Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[9]Dalam musik, diam merupakan musik atau bagian dari musik.
[10]Dinamika register adalah dinamika yang terjadi akibat penggunaan suara instrumen yang berbeda sebagai contoh, trombone, terompet, dan mixture untuk menghasilkan dinamika kuat, sedangkan flute atau klarinet terkesan dinamika lembut.

Neo Klasik Metal (Apresiasi Terhadap Musik Konvensional)

Musik begitu erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia merupakan pihak yang terlibat langsung dengan musik, baik sebagai penikmat musik, maupun sebagai objek radiasi pengaruh musik dalam aktifitas kehidupannya. Manusia menghasilkan karya musik untuk berbagai kepentingan; kepuasan batin, pengungkapan gagasan dan perasaan, bahkan bisnis/komersil.
Kebutuhan yang timbul akibat pengaruh musik atau pun kebutuhan akan musik, memunculkan persepsi yang berbeda–beda dalam memberikan gambaran dan definisi yang tepat terhadap musik. Persepsi ini dapat pula disebabkan oleh latar belakang setiap orang. Sejauh ini, belum dapat ditentukan batasan yang bersifat definitif mengenai musik. Pada umumnya, konsep musik dibuat berdasar pada apa, untuk kebutuhan apa, atau dari sudut pandang apa. Demikian sampai saat ini, terdapat begitu banyak pandangan dan konsep mengenai musik tersebut.
 Pandangan umum mengenai musik ialah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.[1] Ada pula konsep-konsep yang menyatakan bahwa; musik adalah bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya, musik adalah segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.[2]
Menurut Aristoteles (384 BC), musik mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.[3]  Perry Rumengan mengatakan, bahwa musik adalah ekspresi dalam wujud bunyi yang dapat ditangkap oleh pendengaran manusia yang merupakan hasil interaksi getaran dan waktu untuk mengungkapkan ide.[4] Willi Apel mengatakan, “Music, however, is a poor orphan whose father and mother nobody can name,” bahwa musik itu seperti seorang yatim piatu yang tidak memiliki ibu dan bapa, dan tidak ada orang yang bisa menamainya. Mantle Hood berpendapat, bahwa musik merupakan gejala fisik, psikis, estetik dan budaya dari manusia. Phytagoras (555 B.C) mencoba menerangkan, bahwa musik sebagai ungkapan dari harmoni secara universal yang direalisasikan dalam aritmatika dan astronomi. Plato (400 B.C) mengatakan, bahwa musik merupakan satu kecocokan tertinggi dari sosial dan pendidikan politik. Plotinus (270 D) berpendapat, bahwa musik sebagai satu kekuatan yang mistik dan rahasia. Adapun musik menurut Boethius (524 D) dibagi dalam tiga bidang yaitu, musica munda (musik dunia) atau oleh Phytagorian mengistilahkannya sebagai harmoni atau keselarasan semesta, musica humana (musik manusia) yakni, keseimbangan antara jiwa dan badan, dan musik sebagai bunyi aktual (musica instrumentalis).[5]
Ada pula teori yang sempat berlaku selama 1000 tahun yaitu, yang dikemukakan oleh J. Kepler (tahun 1571-1630). Kepler menyatakan, bahwa nada-nada dan interval dalam musik memiliki hubungan dengan gerakan planet dan fungsi perbintangan. Leibniz (tahun 1646-1716) sendiri lebih melihat musik dari sisi psikologi. Leibniz menganggap musik sebagai latihan ketidak sadaran dalam aritmetika (unconscious excercise in arithmetic)[6].
Pendapat lain yang juga sangat menarik seperti diungkapkan oleh Schopenhauer. Ia mengatakan, bahwa musik adalah inkarnasi yang paling murni dari keinginan mutlak (absolute will) dan sebagai pengalaman rasa manusia (cinta, kegembiraan dan ketakutan). Adapun C. Stumpf melihat musik dari sisi pengalaman statistik, yakni antara kecocokan dan ketidakcocokan (consonance and dissonancece).[7]
Alan P. Merriam (1964) mengatakan, bahwa music as sound, music as knowledge, music as behaviour, dan juga music as culture.[8] Pendapat Merriam ini mengisyaratkan, bahwa selain musik sebagai bunyi, musik juga merupakan bagian dari kehidupan manusia, artinya musik berhubungan dengan berbagai aktivitas manusia, baik secara individu maupun sebagai bagian dari kehidupan sosial budaya. Jelaslah, bahwa apa yang terjadi dalam diri manusia termasuk kondisi sosial yang ada akan mempengaruhi keberadaan satu musik. Sebagaimana manusia  dapat dan akan berubah demikian juga musik dapat dan akan berubah juga.
Konsep music as sound melihat musik lebih sebagai sumber daya bunyi, produksi bunyi, termasuk wujud serta rupa bunyi. Demikian melalui konsep ini dapat ditelusuri bagaimana wujud satu komposisi musikal dan bagaimana bunyi musikal berevolusi. Konsep music as knowledge melihat musik sebagai satu pengetahuan yang dipelajari oleh masyarakat. Demikian dapat dilihat juga bagaimana konsep-konsep pengetahuan akan mempengaruhi keberadaan musik tersebut.[9]
Melalui konsep music as behaviour dapat dilihat bagaimana perilaku musikal masyarakat dalam mengekspresikan dan menanggapi musiknya. Konsep ini dapat digunakan untuk melihat hal-hal yang menyangkut perilaku musikal masyarakat seperti perilaku pembelajaran atau pengoperan keterampilan bermusik (learning behaviour), perilaku fisik (physical behaviour), dan perilaku sosial (social behaviour).[10]
 Dari konsep–konsep mengenai musik di atas, jelaslah terlihat bagaimana perbedaan persepsi, latar belakang, selera, serta kebutuhan dan fungsi musik yang mempengaruhi konsep musikal itu sendiri. Begitu dekatnya musik dengan kehidupan manusia sehingga dari waktu ke waktu manusia semakin cenderung melakukan eksplorasi dan eksperimen terhadapnya, sehingga musik pun terus mengalami perkembangan, baik secara konsep dan teori, maupun strukturnya.
Perkembangan-perkembangan serta perubahan-perubahan dalam dunia musik tersebut terjadi dalam beberapa hal seperti, perkembangan notasi dan teori musik masa Gregorian[11] (tahun 590), musik Organum[12] (tahun 1150–1400), musik Discant[13] (tahun 1400–1600), Basso Ostinato[14] (tahun 1600), musik Polifoni era Barok (tahun 1600–1750), musik Homofoni era Klasik (tahun 1750-1825), dan era Romantik hingga musik Modern dan Kontemporer.
Adapun dari segi instrumen yang digunakan, banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan modernisasi. Sebagai contoh, alat–alat musik yang digunakan sekarang ini kebanyakan telah menggunakan sistem digital dan komputer, sedangkan jenis instrumen yang digunakan dalam musik Konvensional adalah jenis instrumen dengan menggunakan media akustik tanpa sentuhan unsur digital, elektrik dan komputer.[15]
Dilihat dari sisi style/gaya dan jenis musik, juga mengalami banyak kemajuan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya, musik Triphop[16] yang merupakan perpaduan antara beat-beat[17] elektronik dengan musik Pop yang ringan, serta Dance Rock[18] yang kini sedang digandrungi oleh berbagai kelompok musik. Bahkan, sekarang ini banyak pula grup musik yang menyajikan lagu berbahasa daerah dengan irama musik Rock, Jazz dan Blues.[19] Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik Rock.[20]
Perkembangan dan perubahan yang senantiasa terjadi dalam musik ternyata mempengaruhi teori, penyajian, style, lirik, instrumentasi dan aransemen musik itu sendiri. Perubahan dan perkembangan ini pada akhirnya melahirkan apa yang disebut genre atau aliran musik di mana, masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre.[21]
Genre adalah pembagian suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam lingkup secara umum, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas. Genre terbentuk melalui konvensi atau pun melintasi beberapa genre dengan meminjam dan menggabungkan konvensi-konvensi tersebut. Lingkup kata genre biasanya dibatasi pada istilah dalam bidang seni dan budaya.[22]
Adapun yang dimaksud dengan genre dalam musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Selain itu, musik juga dapat dikelompokkan sesuai dengan kriteria lain, misalnya geografi atau pun, sebuah genre dapat didefinisikan melalui teknik musik, gaya, konteks, dan tema musik yang disajikan.[23] Genre dan bentuk musik adalah 2 hal yang berbeda, namun sangat erat hubungannya dalam kaitan antara satu dengan yang lain. Bentuk musik (musical form) adalah menyangkut keseluruhan struktur dari suatu komposisi musik yang menjadi kesan dari komposisi itu sendiri. Hal ini berlawanan dengan isi atau detail musik suatu komposisi, sedangkan genre lebih menunjuk pada style atau gaya musik yang ditentukan oleh harmoni, tipikal ritme dan penggunaan instrumen musik. Pernyataan ini memberikan pemahaman, bahwa bentuk musik adalah suatu tipe struktur yang dikandung oleh suatu genre.[24]
Dieter Mack menyatakan bahwa:[25]
Genre adalah istilah antara jenis peralatan, konteks pementasan dan gramatik musikal yang dimainkan. Musik Film adalah suatu genre. Stringquartet adalah suatu genre. Musik Klasik BUKAN salah satu genre, melainkan musik pada suatu periode tertentu, di mana ada beberapa genre yang paling laku, seperti simponi orkes, sonata piano solo, sonata biolin/piano dan sedikit opera! GenreLeid“ misalnya lebih berkaitan dengan periode Romantik, atau dalam bidang gamelan Bali: Kebyar, Pelegongan, Gambu, etc. adalah genre musik Bali.”
Jenis–jenis musik yang ada di seluruh dunia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, di antaranya dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan ciri–ciri umumnya (genre), fungsinya maupun geografiSecara geografi, musik dapat dibagi menjadi musik Barat yang mengacu pada negara–negara Eropa dan musik Timur di wilayah Asia dan Timur Tengah yang memiliki varian yang sangat banyak.[26]
Dari berbagai pengelompokan musik yang ada, maka secara umum musik yang ada di dunia dapat dikelompokkan pada 3 jenis yaitu:[27]

1)     Musik Tradisi
Kreatifitas pertunjukan dan penciptaan musik Tradisi dibatasi oleh norma–norma yang berlaku pada suatu kebudayaan, sehingga memiliki ciri lokal yang sangat kental. Di Indonesia, musik Tradisi dikenali berdasarkan batasan geografis dan etnisitasnya misalnya, musik Minang, musik Batak, musik Dayak, musik Jawa dan sebagainya. Di Jawa dan Bali, ada istilah khusus untuk menyebut musik Tradisi yaitu, karawitan.[28] Saat ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, lahirlah suatu istilah untuk menyebut seluruh musik yang ada di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, termasuk karawitan, yaitu musik Nusantara.

2)     Musik Hiburan
Musik Hiburan adalah musik yang sangat populer di kalangan masyarakat modern saat ini. Secara umum, kreatifitas dan popularitas musik Hiburan sangat dibatasi oleh selera masyarakat selaku konsumen musik Hiburan.[29] Adapun pandangan mengenai musik Populer dan Hiburan, menurut Dieter Mack sebagai berikut[30]:

“....umumnya setiap genre musik mengandung unsur seni dan unsur komersial pada saat yang sama, dan yang komersil pun tidak otomatis kurang bersifat seni. Masalah ini cukup rumit.” (Dieter Mack)

Melalui pernyataan Dieter Mack ini dapat dipahami, bahwa setiap genre musik yang populer pada suatu masa, pada dasarnya memiliki nilai komersial yang sama pada saat itu, yang mana berkenaan dengan selera pasar dan industri musik. Musik Klasik memiliki nilai seni dan nilai komersial pada masanya, demikian musik era Romantik memiliki nilai seni dan nilai komersial pada masanya. Hal ini pun berlaku untuk setiap genre atau aliran-aliran musik pada waktu dan masanya sendiri.
Dari segi ekonomi, musik Hiburan merupakan salah satu bentuk industri. Keberhasilan pertunjukan musik Hiburan ditentukan oleh promosi penjualan dan distribusi pemasarannya. Guna mencapai sukses, para manager musik Hiburan perlu memahami selera pasar yang sedang berlaku, atau sedang diminati pada industri musik saat ini. Karakteristik musik Hiburan mengacu pada sistem diatonik musik Barat, sementara ciri–ciri lokal umumnya didominasi oleh aspek bahasa. Walaupun demikian, dalam lingkungan masyarakat tradisional, juga terdapat musik Hiburan yang mengacu pada idiom–idiom musik Tradisi.
Pada umumnya, musik Hiburan didominasi oleh musik Vokal, dan sedikit musik Instrumental. Di antara beberapa jenis musik Hiburan ada pula yang memperhatikan aspek kreatifitas, tidak tergantung dari musik Vokal, serta tidak sepenuhnya mengikuti selera masyarakat pasar. Jenis musik Hiburan tersebut salah satunya adalah musik Jazz yang mengutamakan aspek kreatifitas dan improvisasi bagi pemain instrumen termasuk penyanyinya. Walaupun demikian, kebebasan mereka tetap berada dalam rambu–rambu tonalitas yang berlaku dalam musik diatonis.

3)     Musik Serius, yang pada sebagian orang disebut musik Klasik.[31]
Berbeda dengan musik Tradisi dan musik Hiburan, kreatifitas musik Klasik pada masyarakat modern sama sekali tidak dibatasi oleh tradisi, maupun kecenderungan yang berkembang di masyarakat. Dengan kata lain, musik Serius memiliki kebebasan artistik yang jauh lebih luas dibandingkan dengan musik Hiburan. Namun sebaliknya, di samping kreatifitas yang berkembang secara bebas, dalam beberapa kasus, musik Klasik justru memanfaatkan idiom–idiom berbagai musik Populer, musik Rakyat, bahkan tradisi berbagai kebudayaan guna memperkaya karyanya.[32]
Kebebasan artistik yang dimaksudkan dalam musik Serius/musik Klasik bukan berarti tidak memiliki aturan melainkan didasarkan atas berbagai pertimbangan konsep-konsep teoretik yang juga senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut yang menyebabkan musik Klasik senantiasa selalu berubah selama berabad–abad sejak Abad Pertengahan/Medieval Era hingga Era Romantik.[33]
Perkembangan dan perubahan dalam musik Klasik mulai dari penerapan sistem diatonik yang sederhana pada Abad Pertengahan, hingga mencapai kompleksitasnya di akhir era Romantik. Bahkan, sejak memasuki awal abad ke-20, sementara model sistem tonalitas diatonik yang merupakan warisan era Klasik abad ke-18 dan eksplorasi sistem tersebut sebagai warisan era Romantik abad ke-19, hingga kini masih tetap diterapkan pada musik Hiburan, Populer dan Jazz.
Dengan berbagai pandangan dan pertimbangan, maka para ahli musik dunia mengelompokkan varian–varian musik yang ada menjadi satu acuan dasar yang dikenal hingga sekarang ini. Pengelompokkan musik seperti ini, meskipun terkadang merupakan hal yang subyektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.
Adapun pengelompokkan jenis musik yang digunakan sampai saat ini adalah:[34]
1.            
Musik Klasik

6.
Country
2.            
Musik Rakyat/Tradisional

7.
3.            
Musik Gospel

8.
4.            
Blues

9.
5.            



Musik Rock sebagai bagian dari genre musik yang ada sekarang ini tidak lepas dari perkembangan dan perubahan. Musik Rock adalah salah satu genre dalam khasanah musik dunia, namun musik Rock seringkali dikelompokkan sebagai jenis musik Populer dengan pertimbangan, bahwa musik Rock merupakan musik Hiburan yang berkembang pada era Modern.[35] Musik Rock biasanya didominasi oleh vokal, gitar elektrik, drum dan gitar bass elektrik. Namun, ada pula yang menambahkan instrumen lain seperti keyboard, piano maupun synthesizer.[36] Musik Rock pada umumnya memiliki ciri khas beat yang kuat dan didominasi oleh permainan gitar, baik gitar elektrik maupun gitar akustik.[37]
Pada akhir tahun 1960-an, banyak terjadi percampuran antara genregenre musik yang lain dengan musik Rock. Musik Folk dalam genre musik Country dan Rock bercampur menjadi Folk Rock, musik Rock dan Blues bercampur menjadi Blues Rock, dan musik Rock bercampur dengan musik Jazz menjadi JazzFussion  Rock. Pada tahun 1970-an, Rock berkembang menjadi beberapa sub-genre seperti Soft Rock, Hard Rock, Heavy Metal dan Punk Rock. Di era tahun 1980-an, berkembang lagi menjadi beberapa sub-genre seperti Glam Metal, Synth Rock, Trash Metal, Hardcore Punk, dan Alternative Rock. Di era tahun 1990-an muncul sub-genre baru yaitu, Grunge Style Rock, Britpop, Indie Rock, Piano Rock dan Nu/New Metal.[38]
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam genre musik Rock pada tahun 1970-an melahirkan salah satu sub-genre Rock yang disebut Heavy Metal.[39] Musik ini dipelopori oleh grup–grup band seperti Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, Judas Priest, Iron Maiden, Metallica, Megadeth, Slayer, W.A.S.P, dan lain-lain. Pada umumnya, tema dari lirik Heavy Metal adalah tentang seks, kekerasan, fantasi dan mistis.[40]
Penemuan–penemuan dan konsep–konsep baru yang muncul dalam dunia musik Rock mengakibatkan Heavy Metal ini pun mengalami perubahan dan perkembangan dan memunculkan berbagai aliran musik Heavy Metal, di mana salah satunya adalah Neo Klasik Metal.
Neo Klasik Metal adalah aliran musik Heavy Metal yang menggunakan atau menyajikan kembali elemen–elemen atau tema–tema musik Klasik dalam penyajian musiknya dengan menggunakan karakter sound/suara Heavy Metal yang sarat dengan distorsi elektrik gitar, yang mencakup tempo, pemakaian instrumen, melodi dan garapannya dalam warna dan style Heavy Metal.[41]
Neo Klasik Metal adalah sebuah konsep tersendiri dalam musik. Neo Klasik Metal menghadirkan kembali suatu warna baru dalam dunia musik khususnya musik Populer. Neo Klasik Metal memiliki ciri khas yang membedakannya di antara jenis-jenis musik lain dalam sub-genre Heavy Metal. Ciri dan karakteristik Neo Klasik Metal terletak pada struktur musikalnya dalam hal penggunaan elemen–elemen musik Klasik dan Konvensional. Neo Klasik Metal menyajikan komposisi Klasik/Konvensional dengan ciri dan karakteristiknya sendiri.
Dalam kaitannya dengan garapan musik Populer, musik Hiburan, dan musik Klasik dipandang, bahwa penyajian tema suatu komposisi dalam 2 format yang berbeda akan menghasilkan suatu suasana yang berbeda pula. Perbedaan suasana ini dipengaruhi oleh elemen-elemen musik yang digunakan dan dieksplorasi sedemikian rupa, sehingga tampak karakteristik dari masing-masing format atau aliran musik yang membawakannya. Namun pada prinsipnya, suatu tema akan mudah dikenali sekalipun dikemas dalam jenis atau aliran musik yang berbeda tanpa menghilangkan karakteristik yang ada pada tema-tema komposisi yang disajikan atau didengarkan.
Pihak-pihak tertentu yang pernah mendengarkan suatu komposisi Klasik/Konvensional akan mengenali karya tersebut sekalipun disajikan dalam format Neo Klasik Metal dan bukan dalam format aslinya. Bentuk penikmatan musik seperti ini, terlepas dari konsekuensi akan pemahaman mengenai musikologi, dapat dipandang sebagai salah suatu strategi sosialisasi musik antar generasi. Hal ini juga dapat dipandang sebagai suatu bentuk transformasi.[42]
Pihak-pihak yang mendengarkan musik sekalipun dalam generasi yang berbeda, masing-masing akan memberikan respon dan apresiasi berdasarkan pandangan generasinya sendiri. Sebagai contoh, untuk kelompok A (generasi yang lebih tua), akan mengenali suatu tema komposisi Klasik/Konvensional yang disajikan dalam format Neo Klasik Metal, sedangkan di pihak lain, kelompok B (generasi yang lebih muda), cenderung akan menerima musik Klasik/Konvensional dari sisi musik Rock atau Heavy Metal sebagai suatu bentuk tren masa itu, terlepas dari kemampuan dan pemahaman mengenai musikologi.[43] [44]
Sekalipun Neo Klasik Metal hanyalah suatu jenis musik yang bersifat populer, namun Neo Klasik Metal adalah bagian dari sejarah panjang evolusi musik yang memiliki pengaruh terhadap kekayaan musik melalui perubahan dan perkembangannya. Neo Klasik Metal memiliki kekhasannya sendiri yang tidak ditemukan pada jenis musik Populer lainnya.



[1]Wikipedia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, 2005. Musik [Online] (Updated 200?). Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/musik. [Accessed August 2007].
[2]______, 2005. Musik [Online] (Updated 200?). Available at: http://id. wikipedia.org/wiki/musik. [Accessed August 2007].
[3]Free Lists, 200?. Definisi Musik [Online] (Updated 200?). Available at: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia. [Accessed August 2009].
[4]Perry Rumengan, 2007.”Musik Vokal Etnik Minahasa”, Kontinuitas dan Perubahan dalam Struktur dan Fungsi. Disertasi untuk mendapat gelar Doktor di bidang Etnomusikologi pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Fakultas Ilmu Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
[5]Willi Apel, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 17.
[6] _________, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 17.
[7]________, 1965. Harvard Dictionary of Music. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, p. 17.
[8]Alan P. Merriam, 1964. The Anthropology of Music. New York: Northwestern University Press, chapter 2,3.
[9]_______, 1964. The Anthropology of Music. New York: Northwestern University Press, chapter 2,3.
[10]_______, 1964. The Anthropology of Music. New York: Northwestern University Press, chapter 2,3.
[11]Pada masa ini, bentuk musik ini secara khusus dipengaruhi oleh Paus Gregorian. Masa ini digolongkan pada Abad Pertengahan (Medieval Era). Karl Edmund Prier SJ, 1991. Sejarah Musik Jilid 1. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, hal. 86.
[12]Cara penulisan kalimat musik abad ke-9 berupa penambahan 1–3 jalur melodi atas melodi pokok yang diambil dari standar lagu gereja (Plainsong) guna mencapai keselarasan harmoni. Biasanya masih tersusun secara paralel. Pono Banoe, 2003. Kamus Musik.Yogyakarta: Kanisius, hal. 312.
[13]Memiliki persamaan dengan musik Organum, namun perbedaannya terletak pada garapannya yaitu, dirancang secara kontrapuntal (counterpoint). ______,2003. Kamus Musik.Yogyakarta: Kanisius, hal. 117.
[14]Pola melodi ulangan tetap pada suara rendah (bass). _______2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius, hal. 46, 316.
[15]Eduardo Reck Miranda, 1998, 2002. Computer Sound Design: Synthesis Techniques and Programming. 2nd ed. Oxford: Focal Press; Anon, 2006. 100 Computer Music Tips. s.l.:Make Music Now, p. ix
[16]Trip Hop adalah suatu jenis genre musik yang dikenal dengan sebutan Bristol Sound. Trip Hop digambarkan sebagai trend musik Elektronik Down Beat di Inggris pada pertengahan tahun 1990-an. Trip Hop dikategorikan sebagai suatu genre yang melakukan eksperimen dengan menggunakan elemen-elemen musik Dance. Sal Cinquemani, 1996. DJ Shadow: Entroducing. SLANT MAGAZINE. [internet] (Updated November 02, 2002). Available at: http://www. burstnet.com/ads. [Accessed February 2010].
[17]Hentakan, dalam hal ini menunjuk pada ketukan atau pukulan yang dimainkan oleh Bass Drum. Pono Banoe, 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius, hal. 48.
[18]Dance Rock adalah aliran musik yang digolongkan ke dalam jenis Dance. Jenis musik ini memiliki karakteristik produksi sound beat yang kuat, namun dalam penyajiannya ditambahkan perangkat synthesizer yaitu, techno dan instrumen gitar yang menggunakan distorsi jenis Metal Zone. Encyclopædia Britannica Online, 2008. Encyclopædia Britannica. [Online] (Updated 2008). Available at: http://www.britannica.com/eb/article-93495. [Accessed June 10, 2008].
[19]Rock, Jazz dan Blues dipandang sebagai suatu kelompok aliran musik yang berkembang pada era modern dalam pengertian modern menurut periode masa perkembangannya, namun pada dasarnya ketiga jenis musik ini secara umum dikelompokkan pada jenis musik Populer dan Hiburan. Istilah ‘Modern’ dalam konsep ini berbeda dengan konsep musik Modern (abad ke-20) yang pada dasarnya merupakan bentuk eksplorasi penggunaan sistem-sistem baru dalam tujuan mencari atau menghasilkan atmosfir musik yang baru. Yulian Firdaus, 2007. Musik Pagi. [Online] (Updated July 02, 2007). Available at: http://yulian firdaus.or.id. [Accessed January 2009].
[20]Funk de Java adalah sebuah kelompok musik beraliran Soft Rock, yang mengusung lagu-lagu berbahasa Jawa dalam irama musik Rock. Dalam penampilan, mereka tidak menunjukkan identitas kedaerahan sama sekali dengan alasan, agar bisa diterima oleh semua kalangan dan tak terbatas pada kalangan atau kelompok orang Jawa. Di setiap penampilan, mereka tampil seperti kelompok band yang lain, menyapa dengan bahasa Indonesia. Dandanan mereka juga tak menunjukkan unsur kedaerahan. Yang berbahasa Jawa hanyalah lirik lagu mereka. Wikipedia, Ensiklopedia Berbahasa Indonesia, 2008. Funk De Java. [Online] (Update March 2008). Available at: http://id. wikipedia.org/wiki/Funk_de_Java. [Accessed February, 2010].
[21]Lisa Dettling, 2007. Geography and Innovation in Rock and Roll. A Senior Honors Thesis Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for Graduation With Research Distinction in Economics in The Undergraduate Colleges of The Ohio State University, Department of Economics. Ohio: Ohio State University, p. 2.
[22]Wikipedia, Ensiklopedia Berbahasa Indonesia, 200?. Genre [Online] (Updated 2008). Available at: http://www.id.wikipedia.org/wiki/genre. [Accessed August 2007].
[23]________, 200?. Genre (Musik) [Online] (Updated 2008) Available at: http: //www.id.wikipedia.org/wiki/genre/musik. [Accessed August 2007].
[24]Dolmetsch Musical Instruments, 2008?. A Practical Guide to Compositions: Music Theory Online. [Online] (Updated January 20, 2009). [Accessed January 2009?]. Dolmetsch Musical. Available at: http://www. dolmetsch.com/musictheory35. [Accessed  September 2008].
[25]Dieter Mack., kamasan@t-online.de, 2010. AW:Perkenalan. [E-mail] Message to Roy Royche (royche@yahoo.com). Sent Tuesday, Februari 18, 2010, 04:53:20. Available at: http://gog.defer.com/2010_02_18_defer_archive.html.  [Accessed February 18, 2010].
[26]Moh. Muttaqin & Kustap, 2008. Seni Musik Klasik untuk SMK: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, hal. 1.
[27]_________, 2008. Seni Musik Klasik untuk SMK: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, hal. 1-3.
[28]Menunjuk pada istilah yang menyangkut keindahan; gamelan; musik Tradisi berbagai wilayah di Indonesia. Pono Banoe, 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius, hal. 210.
[29]Kenyataan ini sangat jelas terlihat pada musik-musik komersial sekarang ini, yang mana secara tradisi komersial, suatu aliran musik dapat menjadi tren atau populer untuk waktu-waktu tertentu. Hal ini sangat mempengaruhi eksistensi aliran musik yang lain untuk menembus selera pasar. Sebagai contoh, sekarang ini di Indonesia sedang tren suatu jenis musik PopRock dengan gaya vokal Melayu (ST 12, Kangen Band, Hijau Daun, dsb.) Sangat kecil kemungkinan bagi grup-grup band beraliran Heavy Metal atau HardRock untuk menembus popularitas dalam industri musik sekarang ini dengan kondisi demikian, terkecuali grup-grup band seperti ini telah memiliki popularitas sebelumnya dalam industri musik (Boomerang, Power Metal, dsb.). atau
[30]Dieter Mack., kamasan@t-online.de, 2010. AW:Perkenalan. [E-mail] Message to Roy Royche (royche@yahoo.com). Sent Tuesday, Februari 18, 2010, 04:53:20. Available at: http://gog.defer.com/2010_02_18_defer_archive.html.  [Accessed February 18, 2010].
[31]Istilah musik Klasik umumnya lebih dikenal luas sebagai musik Serius. Walaupun demikian, secara khusus dalam diskusi etnomusikologi, istilah musik Klasik tidak hanya merujuk pada musik Klasik Eropa saja, melainkan juga pada musik-musik di Asia dan Timur seperti misalnya musik Klasik Persia, India, Tiongkok, dan lain-lain. Dalam lingkup musikologi, penggunaan kata ‘Klasik’ bisa mengandung tiga makna. Yang pertama ialah berarti musik Kuno, yaitu, musik yang berkembang pada era Yunani Kuno (masa Antiquity). Pengertian yang kedua ialah musik pada era Klasik, yang didominasi oleh gaya Wina pada abad ke-18 dengan tiga tokoh komposer yang terkenal yaitu, Haydn, Mozart, dan Beethoven. Ketiga, kata ‘Klasik’ yang diterapkan pada musik Klasik pada saat ini ialah sebagai musik seni (art music) yang pengertiannya berbeda dengan istilah seni musik atau musical arts. Yang dimaksud ‘Klasik’ dalam konteks ini ialah lawan dari musik Hiburan. Secara khusus, di Indonesia ada istilah ‘Lagu Seriosa’ untuk menamai musik Vokal yang intinya mirip dengan musik Klasik pada umumnya. Namun, istilah tersebut umumnya lebih dipahami sebagai musik Vokal Tunggal. Moh. Muttaqin & Kustap, 2008. Seni Musik Klasik untuk SMK: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, hal. 3.
[32]___________, 2008. Seni Musik Klasik untuk SMK: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, hal. 3.
[33]__________, 2008. Seni Musik Klasik untuk SMK: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah; Direktorat Pembinaan SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, hal. 4.
[34]Wikipedia, Ensiklopedia Berbahasa Indonesia, 200?. Genre [Online] (Updated 2008). Available at: http://www.id.wikipedia.org/wiki/genre. [Accessed August 2007].
[35]____________, 200?. Musik Populer  [Online] (Updated September 200?) Available at: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musik_pop&redirect=no. [Accessed September 2009].
[36]Synthesizer adalah sebuah perangkat elektronik yang memproduksi suara dalam bentuk sinyal suara (disebut juga gelombang suara) dan mengirimkannya kepada pembangkit suara. Alat ini juga memungkinkan penggunanya untuk mengganti karakteristik suara seperti tinggi rendah nada, warna suara, dan volume suara. _________, 2008?. Synthesizer [online] (Updated 2008?) Available at:  http://id.wikipedia.org/wiki/synthesizer.Computer Sound Design: Synthesis Techniques and Programming. 2nd ed. Oxford: Focal Press; Anon, 2006. 100 Computer Music Tips. s.l.:Make Music Now, p. 41. [Accessed August 2008]. Bandingkan: Eduardo Reck Miranda, 1998, 2002.
[37]Forum Bebas Indonesia, 2007. Sejarah Musik Rock [online] (Updated September 09, 2007) Available at: http://www.forumbebas.com [Accessed June 2009].
[38]_______, 2007. Sejarah Musik Rock [online] (Updated September 09, 2007) Available at: http://www.forumbebas.com [Accessed August 2009].
[39]Wikipedia, The Free Encyclopedia, 200?. Heavy Metal [Online] (Updated 2008?) Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Heavy_metal. [Accessed November 2008].
[40]________, 2008?. Neo Classic Metal [Online] (Updated 2008?). Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Neo-classical_metal. [Accessed Desember, 2008].
[41]________, 2008?. Neo Classic Metal [Online] (Updated 2008?). Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Neo-classical_metal. [Accessed Desember, 2008].
[42]Berdasarkan hasil sejumlah penelitian, diperoleh kesimpulan, bahwa musik Klasik/Konvensional (dalam hal melodi, harmoni, dsb), memberikan dampak positif terhadap suatu lingkungan atau keadaan tertentu. Didasarkan pada kenyataan ini disimpulkan, bahwa sekurang-kurangnya unsur atau pun elemen musik Klasik yang terkandung dalam Neo Klasik Metal dapat memberikan dampak yang positif pula bagi pihak yang mendengarkannya.
[43]Anggapan ini didasarkan pada pengalaman yang ditemukan pada lingkungan sekitar, yang dihubungkan dengan aspek sosial dan pandangan masyarakat terhadap tren-tren musik dewasa ini, baik pengamatan langsung, maupun melalui wawancara dan pembicaraan dengan pihak-pihak yang terlibat.
[44]Untuk bahan perbandingan, disarankan untuk mendengarkan “Symphony No.5th”, L. V. Beethoven dan “Beethoven’s 5th Symphony”, oleh Yngwie Malmsteen dalam format Neo Klasik Metal, atau “Caprice 24th”, Paganini, dan bagian interlude lagu “Prophet of Doom”, Yngwie Malmsteen yang membawakan tema utama “Caprice 24th”, Paganini. War to End All Wars: Prophet of Doom. 2000 [CD] US: Dream Catcher, SPV, Pony Canyon Inc.